Halaman

Minggu, 08 April 2012

SEKUNCUP BUNGA DAN SEPUTIH KERTAS

Hei, cahaya matahari kian merayap masuk ke dalam kamar. Kamar ini terang seketika. Hari menjelang siang. Di waktu-waktu seperti ini, saya masih dilihat dalam rupa yang sama. Bagai kuncup bunga dan kertas putih. Saya hanya tertawa saja di dalam hati. Sejatinya saya ingin menolak penglihatan itu namun apa daya, saya tidak ingin mengacaukan imajinasi mereka. Terkadang saya hanya terdiam dan menampakkan wajah seolah tidak tahu apa-apa. Namun, terkadang pula saya geram karena sebenarnya saya tidak seperti kuncup bunga dan seputih kertas. 

Hahahaha.... sungguh lucu. Mereka tidak tahu saya, mereka hanya berimajinasi dengan apa yang mereka ingin lihat saja. Yah, mereka tidak tahu saya. Setidaknya saya tidak berbohong. Saya tidak suka berbohong karena Tuhan tidak suka manusia berbohong. Saya hanya menjalani hidup saya, berlaku wajar. Terserah bagi mereka yang melihat saya tetap seputih kertas dan sekuncup bunga. Hehehe... Bagi mereka yang tahu saya, hmmm... kita sama-sama tahu sajalah :D

Tidak mengapa ada yang tidak tahu. Begitulah cara saya agar dapat memahami mereka yang tidak tahu saya. Hidup itu sederhana. Misalnya ada yang tidak bergeming oleh pengaruhmu, maka taklukanlah. Bila ada yang tidak percaya, buktikanlah. Bila ada yang tidak mengenalmu dan mengandalkan keyakinan mereka tanpa menyeledik lebih dalam, biarkanlah. Kamu berlaku wajar saja dan setidaknya kau tidak berbohong kaena Tuhan tidak suka kalau kamu berbohong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar