Halaman

Selasa, 13 Desember 2011

INTROVERT vs EXTROVERT


Semangat hati kembali kendur di pagi ini. Renyah tawa hanya jadi ingatan sajalah. Aku tahu mengapa tapi berpura-pura tidak tahu saja. Ada saat di mana saya bisa tertawa di luar, ya hanya di luar. Tapi, ya tidak ada yang tahu bagaimana saya. Katanya saya merupakan tipe orang introvert. Saya agak mengakuinya juga, sih. Sebelumnya saya menyadari bahwa saya lebih sering membicarakan tentang orang lain ketimbang diri sendiri. Namun, banyak orang yang mengatakan bahwa saya extrovert. Mereka mungkin melihat bahwa saya cerewet, rame, gampang diisengin jadi mereka menilai saya sebagai orang yang terbuka. Yah, tidak apa-apa, kok. Memang itu sebagian diri saya.
Kalau dipikir-pikir, saya jarang sekali mengungkapkan apa yang ada di pikiran saya terhadap keluarga. Selama ini yang saya lakukan adalah hanya bercerita tentang rutinitas keseharian saja. Dulu, saya sering bercerita. Setiap pulang sekolah, saya selalu bercerita tentang kejadian di sekolah, tentang teman, atau tentang guru yang sering kali memarahi saya. Tapi, sepertinya simbok saya sudah agak bosan gitu kali, ya, jadi kurang direspon gitu. Menyerahlah saya. Jadi malas cerita-cerita lagi.
Tapi, apa ya. Kalau saya sudah sungguh percaya dan merasa nyaman untuk bercerita, saya akan cerita kok apa saja yang saya rasakan. Saya suka bertukar pikiran. Meski begitu, terkadang saya tetap menjaga ranah kerahasiaan. Wajar lah ya, namanya juga manusia.
Nah, akhir-akhir ini saya condong ke introvert. Kenapa??? Sedang malas cerita-cerita dan lebih senang menyembunyikan saja. Meski tahu akibat dari akumulasi represi yang menekan, saya tetap saja melakukannya. Gimanalah, ya. Perasaan tidak nyaman ini menurut saya tidak usahlah dibagikan dengan orang lain. Oke, ada satu yang tahu. Guru perjuangan saya, hahaha. Saya butuh bantuan dia, maka dia saja. Tidak perlu orang banyak memikirkan saya seorang. Mereka masih banyak urusan meskipun saya tahu mereka akan membantu apa saja. Tapi, kali ini saya cuma butuh bantuan satu orang saja, kok. Dia masternya, sih. Haha..
Tulisan lo abstrak, cott!!!! Yah, namanya juga anak buahnya Yesus. Tulisannya jadi gini, deh. Perlu penafsiran yang lebih dari sekedar membaca. Nah, lo.
Dududuw..alangkah senangnya jika tahu tentang pribadi diri sendiri, jadi tahu apa yang akan dan harus dilakukan tanpa membohongi diri sendiri. Well,well,, tujuan tulisan ini adalah membuka satu sisi pribadi saya untuk saya sendiri atau untuk kamu yang membaca karena saya jarang membicarakannya. Hanya di blog ini lho, kamu bisa tahu aku lebih dalam (ahaha…).
Pada akhirnya, setiap permulaan harus dimulai dengan keterbukaan pikiran dan berani mengakui baik buruknya diri sehingga dapat melangkah ke tahap berikutnya. 
Tahap yang lebih meringankan! Percayalah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar