Halaman

Selasa, 07 Juni 2011

Pingit dan Kembang Api

Senin, 6 Juni 2011
Hari ini ada kakakku, Yovi dan sepupuku, Budi berulang tahun. Tak ada kado yang dapat kuberikan. Lalu, hanya ucapan saja yang keluar dari mulut. Sedikit kecupan untuk Yovi dan beberapa kali sms untuk Budi.

Malam ini aku memaksakan diri berangkat ke Pingit (anakpingit@blogspot.com) di mana anak-anak sudah menanti. Sampai di sana, ternyata volunteer tamu mengadakan acara perpisahan. Di sela-sela acara, di suatu tempat di seberang sungai jauh melewati kuburan ada luncuran kembang api berwarna-warni menuju atap langit. Wuaaw, momen seperti ini sangat disenangi anak-anak. Empat kali kembang api itu memancarakan keindahannya, sebanyak itu pulalah anak-anak mengalihkan perhatian dari acara dan berteriak kegirangan setelah mendapatkan posisi yang pas untuk melihat si kembang api. Sungguh menyenangkan melihat mereka tertawa, berteriak kegirangan, dan berlari-lari hanya sekedar untuk melihat cipratan kembang api. Malam itu, ramai.Ramai di luar, sepi di dalam. Tahu maksudku?

Huuff.. Entahlah, sedikit senang namun mendadak terdiam dan medadak kesal. Aku tahu tetapi tak ingin memberi tahu.
Andai aku dapat tersenyum lebar bagai bulan sabit di atas sana. Dia kesepian karena tak ada teman yang menemani di dekatnya tapi dia tetap tersenyum. Mungkin dia tahu, meski tak ada bintang yang menemani di dekatnya, bintang-bintang itu tetap ada di kejauhan atau pun di balik awan.

Mencoba menyingkirkan rasa sakit di perut dan tekanan keras di kepala, aku tetap melangkah riang dan mengingat senyum Septin saat bermain wayang nyamuk tadi. Huh. Anak-anak.. Sungguh membahagiakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar