Halaman

Kamis, 29 Agustus 2013

Candu

Menolak kesenangan itu membutuhkan kerja keras.
Menaklukan id serumit membiarkan superego menekan semakin dalam.
Bukan berarti tidak bisa.
Bukan berarti tidak mungkin.

Hanya butuh alasan mengapa itu harus terjadi.


…………………………………………………………………………….........................................….

Titik-titik panjang akan berakhir dengan tanda tanya
Dimulai dengan keraguan yang pada akhirnya menantikan suatu kepastian
 Bermula pada suatu hari di mana dua insan manusia tergiur oleh cinta duniawi yang begitu memerdekakan. Mereka merajut kasih sejak pagi hingga malam. Membuai asa, melayangkan imajinasi yang tak terkira, lalu tertidur lelap dalam mimpi yang begitu membahagiakan. Mereka sedang menikmati cinta. Mereka ketagihan untuk selalu merasakan cinta.
Cinta itu candu. Cinta mengajak kamu untuk merasakannya untuk pertama kali, lalu ia membiarkanmu terus menambah dosisnya. Ketika kamu berhenti sejenak untuk merasakannya, kamu akan sakau. Kamu membutuhkan cinta seperti kamu membutuhkan makanan. Terlalu penting untuk diabaikan.
 Dua insan itu mabuk. Mabuk cinta. Mereka berjalan sempoyongan hingga tak dapat melihat bahwa mereka sudah terlalu sering menabrak orang. Orang-orang menatap mereka dengan pandangan sinis, namun mereka tidak peduli. Mereka terlalu sibuk dengan diri mereka sendiri. Mereka sudah kecanduan. Lupa menapak bumi karena mereka sudah terbiasa dan terlalu bahagia melayang di nirwana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar