Menolak kesenangan itu
membutuhkan kerja keras.
Menaklukan id serumit membiarkan
superego menekan semakin dalam.
Bukan berarti tidak bisa.
Bukan berarti tidak mungkin.
Hanya butuh alasan mengapa itu
harus terjadi.
…………………………………………………………………………….........................................….
Titik-titik panjang akan berakhir
dengan tanda tanya
Dimulai dengan keraguan yang pada
akhirnya menantikan suatu kepastian
Bermula pada suatu hari di mana
dua insan manusia tergiur oleh cinta duniawi yang begitu memerdekakan. Mereka
merajut kasih sejak pagi hingga malam. Membuai asa, melayangkan imajinasi yang
tak terkira, lalu tertidur lelap dalam mimpi yang begitu membahagiakan. Mereka
sedang menikmati cinta. Mereka ketagihan untuk selalu merasakan cinta.
Cinta itu candu. Cinta mengajak
kamu untuk merasakannya untuk pertama kali, lalu ia membiarkanmu terus menambah
dosisnya. Ketika kamu berhenti sejenak untuk merasakannya, kamu akan
sakau. Kamu membutuhkan cinta seperti
kamu membutuhkan makanan. Terlalu penting untuk diabaikan.
Dua insan itu mabuk. Mabuk cinta.
Mereka berjalan sempoyongan hingga tak dapat melihat bahwa mereka sudah terlalu
sering menabrak orang. Orang-orang menatap mereka dengan pandangan sinis, namun
mereka tidak peduli. Mereka terlalu sibuk dengan diri mereka sendiri. Mereka
sudah kecanduan. Lupa menapak bumi karena mereka sudah terbiasa dan terlalu
bahagia melayang di nirwana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar