Halaman

Sabtu, 02 Juni 2012

Kisahnya

"Ga usah muna(fik) deh, di Jogja gini. Wajar kali kalo free sex..."


Aku ternganga ketika Santi bicara begitu padaku. Shit! Pernyataan macam apa itu?! Aku terdiam. Aku bingung hendak bilang apa karena aku masih berpikir apakah percakapan ini nyata. "Oke, biarkan aku berpikir," kataku. Dia tampak santai memainkan smartphonenya. Setelah agak lama terdiam, saya mulai bicara. Saya bertanya banyak tentang alasan melakukan hal tersebut dan segala hal yang membuat saya penasaran. "Ah, semua teman gue juga udah ga virgin. Ya udahlah biasa aja," katanya.
Oke, oke, oke, kata saya dalam hati. Ya ya ya, saya tahu itu realita yang terjadi. Saya hanya tidak menyangka jika itu adalah teman saya sendiri. WTF!!!

Saya rasanya ingin mengumpat perihal perilakunya. Namun, saya tidak bisa begitu saja membodoh-bodohkannya. Saya tahu itu pilihannya. Hanya saja... saya kaget, bingung, segala perasaan tidak tentu bercampur jadi satu. KECEWA. Saya kecewa padanya, pada ekspektasi saya tentang dia. Dia, teman yang kusayang.

"Sebenarnya gue gak mau ngomong hal ini ke elu."
"Kenapa?"
"Gue ga mau lu ikutan-ikutan gini."
Saya harus menahan air mata saat itu. "Ternyata lu baik juga, ya," kataku, seolah bercanda.

Tidak ada yang tahu ke mana arah dari setiap hal yang awalnya kita harapkan. Saya mencoba untuk konsisten dengan apa yang telah saya pegang dan hargai saat ini. Saya percaya lingkungan sekitar dan nilai yang saya pegang berada dalam lingkup yang baik. Baik menurut pandangan saya. Saya senang dengan pencapaian saya saat ini dan bersyukur setiap apa yang saya punya. 

Semoga setiap pilihan yang dia buat, saya buat, dan kalian buat sungguh-sungguh telah dipikirkan demi kehidupan yang baik. Baik itu cukup. 

Semoga saya tetap berjalan di alur yang benar. Saya ingin berjalan menuju suatu tempat yang di setiap jengkalnya berisi kebahagiaan, terselip kebijaksanaan, dan semua itu terangkum dalam kesejahteraan.

--Saya hargai pada pilihannya, terserah dia memutuskan apa untuk hidupnya, hanya saja saya tidak suka pada akibatnya.--


Tidak ada komentar:

Posting Komentar