Halaman

Kamis, 10 Mei 2012

DIMARJE

 Saya mau bercerita tentang perjalanan saya seorang diri ke suatu tempat yang megah. Candi Plaosan Lor. Yup, saya mengunjungi tempat itu pada hari Selasa kemarin. Saya bangun pagi dan berangkat pukul 5.30 dari kos di Maguwoharjo dengan menegndarai motor.
Sawah di dekat kos ditutupi kabut

Lalu, sampailah saya di lokasi setengah jam kemudian. Saya datang, petugas baru akan membuka pintu gerbang dalam candi. Saya tamu pertama di hari itu.
Candi Plaosan Lor
Niat saya ke tempat itu adalah ingin membebaskan diri saya menjadi diri sendiri seutuhnya. Saya ingin menyepi, meninggalkan sejenak hingar bingar dunia yang sudah tidak keruan. Saya segera mengirup dalam-dalam udara segar di sana. Sungguh menyenangkan. Sepi, tenang, dan damai. Pemandangan candi yang indah ditambah pula pemandangan gunung kokoh di sebelah utara. Meraaappii!!!

Pemandangan candi dari kejauhan

Saya segera mengambil gambar seluruh ruang di candi itu. Saya sangat takjub. Apalagi pagi itu masih diselimuti kabut. Ini suasana yang berbeda. Ah, kalau kamu tahu rasanya. Saya anggap,perjalanan kali ini beraroma jeruk. Segar!!! 

Saya mudah sekali merasa lapar. Saya habiskan satu roti daging yang telah saya beli. Tiba-tiba, selama saya makan ada empat orang anak laki-laki yang heboh gangguin saya. "Mbakk..mbaakkk...," kata mereka bergantian. Saya merasa lucu karena mereka bertingkah malu-malu. Saya ajak mendekat namun tidak mau. Setelah saya selesai makan, saya ajak mereka berfoto. Wuaah, mereka langsung ambil posisi dan pose. Jeprat jepret!!! Akhirnya saya mengajak berkenalan. 

Lalu, mereka minta foto-foto lagi. Cukup banyak foto yang diambil. 
Saya, Ihsan, Delisa, Ridho, dan Fian















Bosan berfoto, saya mengajak mereka bermain. Bermain tebak gaya (permainan standar untuk anak-anak), mereka tampak senang sampai-sampai berebut ingin memeragakan 'gayanya'. Setelah itu, kami bermain 'sambung kata'. Tiap orang mengatakan satu kata, bergantian diucapkan, yang pada akhirnya membentuk kalimat yang tidak putus. Bagi Ridho yang masih kelas 2 itu terasa sulit. Delisa yang sudah kelas 4 sangat bersemangat mendiktekan kata bagi anak lainnya.

Ihsan bermain tebak gaya
Agak lama bermain, akhirnya ibu dari Delisa datang untuk menjemput. Kami bersalaman dan mengucapkan salam perpisahan. Delisa mengajak saya datang kembali besok, hari Rabu, namun saya tidak bisa. Saya katakan, "Tidak janji ya." Namun, Delisa berkata sambil berlari, "Aku janji." Ow, sungguh maaf Delisa, saya tidak dapat datang kembali karena Rabu pagi saya sudah mempunyai janji dengan Fatimah, Silvi, dan Lia (anak-anak di sekitar tempat tinggal) untuk bermain dan belajar. 

Saya berpikir saat itu, saya berniat untuk menghabiskan waktu sendiri tetapi ada saja yang menghampiri. Anak-anak. Yaaa, mungkin itu pertanda yang menegaskan bahwa saya memang makhluk yang tidak bisa sendiri. Tanpa saya seorang diripun sebenarnya saya tetap menjadi diri sendiri seutuhnya. Diri saya beginilah, beraroma pengikat anak-anak. Hehehe.....

Apapun yang dilakukan harus bertujuan untuk mencapai well being!!!!

Ihhhhhaaaaaa......


                     Salam,

Narsis dikit










                  Mbak Ica

2 komentar:

  1. so do i. Solo-travel mengasikkan kan Cott?

    BalasHapus
  2. emang asik,hehe..berkali lipat lebih asik ... ;)

    BalasHapus