Halaman

Jumat, 17 Februari 2012

Cerita Tentang Debora

Debora Yovitasari. Itu nama kakak saya. 25 umurnya di Juni tahun ini, 3 tahun lebih tua dari saya. Yovi, panggilannya (saya nggak pernah manggil pake 'mbak'), adalah anak pertama. Jadi, saya anak tengah. Andre (18), anak bungsu. 

Lanjut. Yovi itu seorang penurut. Saking nurutnya, seakan dia nggak punya suara. Dia sering banget saya marahin (oneng sih, hehe), saya jadi adik ga beradab. Tapi, sumpah ya! Dia itu baik banget. Dia ga marah kalau saya marahin. Yah, mungkin itu perlu ya. Marah? Sepertinya lebih tepat ngomong jeplak, sih. Saya pikir itu perlu untuk dia supaya dia nggak lemah. Sebentar, apa saya justru melemahkan dia? Entah sejak dulu dia memang seperti itu. Saya dekat dengan dia sejak saya kuliah dan mulai bisa berpikir lebih baiklah. Untuk saat-saat ini, saya sering memberi dia masukan dan pandangan-pandangan saya tentang dirinya yang ia terima begitu saja. Dia sangat berlapang dada menerima omongan saya. Luar biasa. Prookk..prookk..

Sungguh! Saya perlu membicarakan tentang dirinya untuk masa depannya. Apalagi ia akan berkeluarga sesaat lagi. Dia perlu tahu bagaimana dirinya dari orang lain sehingga dia bisa mengecek kembali apakah benar yang orang lain katakan. Intinya, kami saling share tentang apa saja. Terkadang saya berlaku seperti kakak, tapi saya juga tetap adiknya. Ada kalanya dia memegang kendali saat emosi saya negatif dan tidak stabil. Dia paling mengerti saya. Wah, pokoknya gitu, deh. Diam-diam ternyata kami pas, saling melengkapi gitu deh. Hahaha... Dia diam, saya cerewet. Dia pendiam, saya banyak tingkah. Dia penyabar, saya grusa-grusu. Dia tipe istri idaman laki-laki --> nurut abis, tipe yang melayani gitcu.

Bukan berarti saya durhaka, lho! Aduh, tipe kepribadian yang beda, sih. Tapi, sumprit deh. Sekarang saya sudah bisa mengendalikan emosi dan bisa menilai situasi lebih baik. Eheem. Hubungan kakak adik ini pun sudah lebih baik dan naik tingkat urusannya. Ngomongin pernikahan! Setiap ketemu pasti aja ngomongin ini dan saya sering memberi pandangan-pandangan baru yang saya dapat dari bapak-bapak/ibu-ibu di luar sana. Kemarin sampai peluk-pelukan. Jiiaahh. Dasar!
....
......

Truss,, dia mau menikah!!! Kyyyaaaa... Pi, lo mau nikah gilaakk!!

Lanjut buka tulisan "URUSAN NIKAH"






Tidak ada komentar:

Posting Komentar